Kakak Adik Berebut Hak Asuh Ibu Hingga Ke Pengadilan





















Indonesia Luarbiasa- Kisah yang tak biasa, yakni kakak-adik berebut memuliakan ibu dan kemudian harus berujung pada pengadilan. Biasanya anggota keluarga bertingkai di pengadilan untuk berebut hak waris seperti tanah atau kekayaan lainnya. Namun Hizan al Fuhaidi harus melawan sang adik untuk memperebutkan hak asuh bagi sang ibu.

Di salah satu pengadilan Qasim, Hizan al Fuhaidi berdiri kecewa dengan air mata bercucuran hingga membasahi janggutnya. Ternyata ia baru saja dikalahkan adik kandungnya oleh sang hakim dalam hak pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta.



Seumur hidupnya sang ibu tinggal bersama Hizan al Fuhaidi di pedesaan. Dan tatkala sang ibu menua dan keriput serta hanya memakai perhiasan cincin timah dijarinya, datanglah sang adik yang tinggal di perkotaan untuk mengajak sang ibu tinggal bersamanya dengan alasan fasilitas kesehatan di perkotaan jauh lebih lengkap.

Tawaran sang adik ditolak oleh Hizan al Fuhaidi dengan alasan dirinya mampu merawat dan menjaga sang ibu. Sang adik bersikeras, jadilah kedua bersaudara itu membawa perkara ini ke pengadilan. Setelah sidang demi sidang, akhirnya sang hakim memerintahkan agar sang ibu dibawa ke pengadilan.

Kedua bersaudara pun membopong sang ibu yang beratnya hanya 40 kg ke hadapan hakim. Hakim kemudian bertanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya?

Sang ibu lalu menjawab sambil menunjuk ke Hizan,"Ini mata kananku!"kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata,"Ini mata kiriku!"

Berdasarkan kemaslahatan bagi sang ibu, hakim akhirnya memutuskan sang ibu dirawat oleh adik Hizan. Keputusan yang membuat Hizan al Fuhaidi sangat kecewa, air matanya menetes, air mata kemuliaan tanda bakti kepada ibunya.

Mengapa di kebanyakan negara sekuler seperti di Jepang dan Amerika, orang tua renta masuk panti jompo tetapi Hizan Al Fuhaidi justru sebaliknya untuk berebut merawat ibunya yang sudah tua renta ?

Tidak lain adalah pemahaman agama mereka bahwa orangtua adalah pintu jannah, bahkan pintu yang paling tengah diantara pintu-pintu yang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Orang tua adalah pintu jannah yang paling tengah. Terserah kamu telantarkan ia apa kamu khendak menjaganya” (HR Tirmidzi)

Al-Qadhi berkata, “maksud pintu jannah yang paling tengah adalah pintu yang paling bagus dan paling tinggi, Dengan kata lain sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam jannah dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya”.

Bersyukurlah jika kita masih memiliki orangtua, karena di depan kita ada pintu surga yang lebar menganga. Terlebih bila orangtua berusia lanjut, dalam kondisi tidak berdaya atau bahkan pikun atau tak mampu merawat dirinya sendiri seperti bayi yang baru lahir.

Sungguh terlalu, orang yang mendapatkan orangtuanya berusia lanjut, tapi ia tidak masuk jannah, padahal kesempatan begitu mudah baginya. Rasulullah SAW bersabda :

“Sungguh celaka…sungguh celaka… sungguh celaka…”, lalu dikatakan, “Siapakah itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “ Yakni orang yang mendapatkan salah satu orangtuanya berusia lanjut namun ia tidak masuk jannah.” (HR Muslim)

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:41]

-Mari terus berbagi KEBAIKAN-

Komentar